Psikoterapi 2
1. Jelaskan
metode terapis humanistik eksistensial !
Metode terapi eksistensial
dipelopori oleh Rollo May dengan konsep bahwa manusia bebas memilih apapun yang
mereka inginkan. Teori eksistensial-humanistik menekankan renungan filosofi
tentang apa artinya menjadi manusia. Banyak para ahli psikologi yang
berorientasi eksistensial,mengajukan argumen menentang pembatasan studi tingkah
laku pada metode-metode yang digunakan oleh ilmu alam. Terapi eksistensial
berpijak pada premis bahwa manusia tidak bisa lari dari kebebasan dan bahwa
kebebasan dan tanggung jawab berkaitan. Dalam penerapan-penerapan terapeutiknya
eksistensial-humanistik memusatkan perhatian pada filosofis yang melandasi
terapi. Pendekatan atau teori eksistensial-humanistik menyajikan suatu landasan
filosofis bagi orang berhubungan dengan sesama yang menjadi ciri khas,
kebutuhan yang unik dan menjadi tujuan konselingnya, dan yang melalui
implikasi-implikasi bagi usaha membantu dalam menghadapi pertanyaan-pertanyaan
dasar yang menyangkut keberadaan manusia.
2. Jelaskan
metode terapi psikoanalisa !
Psikoanalisa secara umum
berarti suatu pandangan tentang manusia, dimana ketidaksadaran memegang
peranan sentral. Psikoanalisa memandang kejiwaan manusia sebagai ekspresi dari
adanya dorongan yang menimbulkan konflik. Konflik timbul karena ada
dorongan-dorongan yang saling bertentangan, baik dari dorongan yang disadari
maupun yang tidak disadari. Tokoh utama dari psikoanalisa adalah Sigmund Freud.
Teori dan teknik Freud yang membuatnya termasyhur adalah upaya penyembuhan
mental pasiennya yang dikenal dengan istilah Psychoanalysis dan
pandangan mengenai peranan dinamis ketidaksadaran dalam hidup psikis manusia.
Psikoanalisa sebagai teori dari psikoterapi menguraikan bahwa gejala neurotik
pada seseorang timbul karena tertahannya ketegangan emosi yang ada, ketegangan
yang ada kaitannya dengan ingatan mengenai hal-hal yang traumatik pada masa
kanak-kanak yang ditekan. Terapi psikoanalisa adalah teknik pengobatan
yang dilakukan oleh terapis dengan cara menggali permasalahan dan pengalaman
yang direpresnya selama masa kecil serta memunculkan dorongan-dorongan yang
tidak disadarinya selama ini. Teknik ini menekankan menggali seluruh informasi
permasalahan dan menganalisis setiap kata-kata yang diungkapkan oleh klien.
Didalam terapi psikoanalisa ini sangat dibutuhkan sifat dari terapeutik,
maksudnya adalah adanya hubungan interpersonal dan kerja sama yang professional
antara terapis dan klien, terapis harus bisa menjaga hubungan ini agar klien
dapat merasakan kenyamanan, ketenangan dan bisa rileks menceritakan
permasalahan serta tujuannya untuk menemui
terapis.
Dalam melakukan terapi psikoanalisa ini ada beberapa teknik
yang dapat digunakan, yaitu sebagai berikut;
Asosiasi Bebas
Interpretasi atau Penafsiran
Analisis Mimpi
Analisis dan interpretasi resistensi
Analisis dan interpretasi transferensi
Terapi psikoanalisa ini
lebih efektif digunakan untuk mengetahui masalah pada diri klien, karena
prosesnya dimulai dari mencari tahu pengalaman-pengalaman masa lalu pada diri
klien. Apalagi terapi ini memiliki dasar teori yang kuat. Terapi ini bisa
membuat klien mengetahui masalah apa yang selama ini tidak disadarinya. Namun
terapi ini tetap memiliki kekurangan seperti diperlukan waktu yang panjang
dalam melaksanakan terapi, memakan biaya yang banyak, dan memungkinkan klien
menjadi jenuh saat terapi.
3. Jelaskan
perbedaan terapi humanistik ekstensial dengan person centered theraphy
(rogers) !
Terapi humanistik eksistensial fokus pada tema
penting dari kehidupan dan masalah klien, tetapi penekanannya adalah pada
kualitas hubungan terapeutik itu sendiri sebagai agen penting dari perubahan.
Tugas psikoterapi eksistensial adalah menantang klien untuk memeriksa kehidupan
mereka dan mempertimbangkan bagaimana kebebasan mereka terganggu. Yang membantu
mereka untuk menghilangkan hambatan, meningkatkan rasa pilihan mereka, dan
mengerahkan keinginan mereka.
Psikoterapi eksistensial berusaha untuk memahami makna
yang unik dari sudut pandang pengalaman klien yang subjektif dari dalam diri
individu atau dunia saat fenomenologisnya.
Centered Theraphy sering pula dikenal sebagai
teori nondirektif dimana tokoh utamanya adalah Carl Rogers. Rogers adalah
seorang empirisme yang mendasarkan teori-teorinya pada data mentah, ia percaya
pentingnya pengamatan subyektif, ia percaya bahwa pemikiran yang teliti dan
validasi penelitian diperlukan untuk menolak kecurangan diri (self-deception).
Rogers membangun teorinya ini berdasarkan penelitian dan observasi langsung
terhadap peristiwa-peristiwa nyata, dimana pada akhirnya. ia memandang bahwa
manusia pada hakekatnya adalah baik. Oleh karena itu konseling client-centered
berakar pada kesanggupan klien untuk sadar dan membuat keputusan-keputusan,
sebab klien merupakan orang yang paling tahu tentang dirinya, dan pantas
menemukan tingkah laku yang pantas bagi dirinya.
Pendekatan client centered merupakan corak yang
dominan yang digunakan dalam. pendidikan konselor. Salah satu alasannya adalah,
terapi client centered memiliki sifat keamanan. Terapi client centered menitik
beratkan mendengar aktif, memberikan resfek kepada klien, memperhitungkan
kerangka acuan intemal klien, dan menjalin kebersamaan dengan klien yang
merupakan kebalikan dari menghadapi klien dengan penafsiran-penafsiran.
4. Jelaskan teknik
dari logoterapi (frankl) yang dilakukan di Indonesia dan mengapa menggunakan
teknik tersebut?
Pandangan Frankl tentang kesehatan psikologis
menekankan pentingnya kemauan akan arti. Frankl berpendapat bahwa manusia harus
dapat menemukan makna hidupnya sendiri dan kemudian setelah menemukan mencoba
untuk memenuhinya. Bagi Frankl setiap kehidupan mempunyai makna dan kehidupan
itu adalah suatu tugas yang harus dijalani. Mencari makna dalam hidup inilah
prinsip utama teori Frankl yang dinamakan logoterapi. Tujuan logoterapi
agar dalam masalah yang dihadapi klien dia bisa menemukan makna dari
penderitaan dan kehidupan serta cinta. Dengan penemuan itu klien akan dapat
membantu dirinya sehingga bebas dari masalah tersebut.
Logoterapi memiliki tiga konsep dasar, yaitu:
1. Keinginan Akan Makna
Istilah tema utama logoterapi adalah karakteristik
eksitensi manusia, dengan makna hidup sebagai inti teori. Menurut Frankl yang
paling dicari dan diinginkan manusia dalam hidupnya adalah makna, yaitu makna
yang didapat dari pengalaman hidupnya baik dalam keadaan senang ataupun dalam
penderitaan.
Konsep keinginan kepada makna (the will to meaning)
inilah menjadi motivasi utama
kepribadian manusia (Frankl, 1977). Sebutan the
will to meaning sengaja dibedakan
Frankl dengan sebutan the drive to
meaning karena makna dan nilai-nilai hidup tidak
mendorong (to push, to drive) tetapi seakan-akan
menarik (to pull) dan menawar (to
offer) manusia untuk memenuhi kenyataan hidup, yang
menurutnya pula tidaklah
menyediakan keseimbangan tanpa tegangan, tetapi justru
menawarkan suatu tegangan
khusus, yaitu tegangan kenyataan diri pada waktu
sekarang dan makna-makna yang harus
dipenuhi: Bring us to Meaning. Diantara kedua hal
itulah proses pengembangan pribadi
berlangsung.
2. Kebebasan Berkeinginan
Konsep kebebasan berkeinginan (freedom of will),
mengacu pada kebebasan manusia untuk menentukan sikap (freedom to take a stand)
terhadap kondisi-kondisi biologis, psikologi, dan sosiokultural. Kualitas ini
adalah khas insani yang bukan saja merupakan kemampuan untuk mengambil jarak
(to detach) terhadap berbagai kondisi lingkungan, melainkan juga kondisi diri
sendiri (self-detachment). Dalam pandangan logoterapi, kebebasan disini adalah
kebebasan yang bertanggung jawab agar tidak berkembang menjadi kesewenangan.
3. Makna Hidup
Konsep makna hidup adalah hal-hal yang memberikan arti
khusus bagi seseorang yang apabila berhasil dipenuhi akan menyebabkan
kehidupannya dirasakan berarti dan berharga, sehingga akan menimbulkan
penghayatan bahagia (happiness).
Makna hidup tidak dapat diberikan oleh siapa pun,
tetapi harus dicari dan ditemukan sendiri. Orang lain hanya dapat menunjukkan
hal-hal yang potensial bermakna, akan tetapi kembali kepada orang itu sendiri
untuk menentukan apa yang ditanggapinya.
Makna yang kita cari memerlukan tanggung jawab
pribadi. Bukan orang lain atau sesuatu yang lain, bukan orang tua, teman, atau
bangsa yang dapat memberi kita pengertian tentang arti dan maksud dalam hidup
kita.
Menurut Frankl (1959), pencarian makna dalam hidup
adalah salah satu ciri manusia. Dalam pandangan para eksistensialis, tugas
utama konselor adalah mengeksplorasi persoalan-persoalan yang berkaitan dengan
ketidakberdayaan, keputusasaan, ketidakbermaknaan, dan kekosongan eksistensial.
Tugas proses terapeutik adalah menghadapi masalah ketidakbermaknaan dan
membantu Konseli dalam membuat makna dari dunia yang kacau. Frankl menandaskan
bahwa fungsi Konselor bukanlah menyampaikan kepada Konseli apa makna hidup yang
harus diciptakannya, melainkan mengungkapkan bahwa Konseli bisa menemukan
makna, bahkan juga dari penderitaan, karena penderitaan manusia bisa diubah
menjadi prestasi melalui sikap yang diambilnya dalam menghadapi penderitaan
itu.
Sumber :
Abidin, Zanial, 2002. Analisis Eksistensial Untuk
Psikologi dan Psikiatri. Bandung: PT Refika Aditama.
Corey, G. (1995). Terapi dan Praktek Konseling dan
Psikoterapi. Bandung : PT. Eresku.
Palmer, Stephen. (2011). Konseling
Psikoterapi diterjemahkan dari Introduction to Counselling and
Psychotherapy. Pustaka Pelajar: Yogyakarta.
Prihatiningsih, Dwi. “Psikoterapi 2.” 15
Mei 2016.
http://prihatiningsihdwi.blogspot.co.id/2016/05/psikoterapi-2.html
No comments:
Post a Comment