1. PENGERTIAN PSIKOTERAPI
Secara etimologis mempunyai arti sederhana, yakni "psyche" yang artinya jiwa dan "therapy" yang berarti "merawat, mengobati, menyembuhkan". Menurut Wolberg (1954), psikoterapi adalah suatu bentuk dari perawatan (treatment) terhadap masalah-masalah yang dasarnya emosi, dimana seseorang yang terlatih dengan seksama membentuk hubungan profesional dengan pasien dengan tujuan memindahkan, mengubah atau mencegah munculnya gejala dan menjadi perantara untuk menghilangkan pola-pola perilaku yang terhambat. Corsini (1989) Psikoterapi adalah proses formal dari interaksi antara dua pihak, setiap pihak biasanya terdiri dari satu orang, tetapi ada kemungkinan terdiri dari dua orang atau lebih pada setiap pihak, dengan tujuan memperbaiki keadaan yang tidak menyenangkan (distress).
Berdasarkan beberapa definisi diatas, dapat disimpulkan bahwa psikoterapi adalah merawat, menyembuhkan atau memperbaiki aspek masalah tentang kejiwaan.
2. TUJUAN DAN CONTOH PSIKOTERAPI
Tujuan psikoterapi adalah untuk memberikan dukungan kepada pasien dalam menanggulangi penyakit yang kronis, selain itu adalah dapat ditujukan juga untuk mengurangi atau mencegah pengalaman-pengalaman yang menimbulkan stress, yang dapat mempercepat gangguan bipolar. Selain uraian diatas, terdapat pandangan lainya mengenai tujuan psikoterapi itu sendiri, selain menghilangkan gejala penyakit atau meminimalisasi pengaruh daripada penyakit tersebut, tujuan lain dari psikoterapi adalah berkaitan dengan model kehidupan dan kebersamaan yang dilalui oleh anggota kelompok, yakni membuat mereka mampu kembali ke kehidupan masyarakatnya (Taufiq, 2007). Bila disimpulkan maka tujuan psikoterapi:
-Perawatan akut (intervensi krisis dan stabilisasi).
-Rehabilitasi (memperbaiki gangguan perilaku berat).
-Pemeliharaan (pencegahan keadaan memburuk di jangka panjang.
-Restrukturisasi (meningkatkan perubahan yang terus menerus kepada pasien).
3. PERBEDAAN PSIKOTERAPI DENGAN KONSELING
Dalam pendekatan pemberian bantuan, psikoterapi memberikan pemahaman secara rekonstruksi sedangkan konseling memberikan pemahaman secara reedukatif dan pemberian dorongan. Dilihat dari intensitas masalah, psikoterapi memiliki problem yang berat: konflik yang serius, gangguan perasaan. Individu kurang normal, konflik interpersonal yang mendalam, orang mengalami tekanan emosional yang kritis. Sedangkan pada konseling, memiliki problem yang ringan: ketidakmatangan, ketidakstabilan emosional, dll. Individu normal, peran dalam kehidupan, kecemasan normal dan krisis situasional dalam sehari-hari.
Pada cara penanganan, psikoterapi berorientasi pada terapi, menggunakan teknik yang spesifik dengan psikoanalisis/behavioristik dan penangan medis. Sedangkan pada konseling lebih berorientasi pada klien, mementingkan hubungan dengan pendekatan humanistik.
4. BENTUK-BENTUK TERAPI
Bentuk utama Terapi menurut Wolberg (1967), yaitu:
- Supportive Therapy
Terapi yang bertujuan untuk memperkuat benteng pertahanan diri, memperluas mekanisme pengarahan dan pengendalian emosi kepribadian serta mengembalikan pada penyesuaian diri yang seimbang.
Cara atau pendekatan: bimbingan, katarsis emosional, hipnosis, manipulasi lingkungan, terapi kelompok, dll.
- Reeducative Therapy:
Terapi yang bertujuan untuk mewujudkan penyesuaian kembali, perubahan atau modifikasi sasaran atau tujuan hidup dan menghidupkan potensi kreatif.
Cara atau pendekatan: Terapi perilaku, terapi kelompok, terapi keluarga, psikodrama, dll.
- Reconstructive Therapy:
Terapi yang bertujuan untuk menimbulkan pemahaman terhadap konflik-konflik yang tidak disadari agar terjadi perubahan struktur karakter dan mengembangkan potensi penyesuaian yang baru.
Cara atau pendekatan: Psikoanalisis klasik dan Neo-Freudian (Adler, Jung, Sullivan, Horney, Reich, Fromm, Kohut, dll.), psikoterapi berorientasi psikoanalitik atau dinamik.
No comments:
Post a Comment