Friday, 30 October 2015

Kekuasaan (Psikologi Manajemen)



A. Kekuasaan

Kekuasaan adalah kewenangan yang didapatkan oleh seseorang atau kelompok guna menjalankan kewenangan tersebut sesuai dengan kewenangan yang diberikan, kewenangan tidak boleh dijalankan melbihi kewenangan yang diperoleh atau kemampuan seseorang atau kelompok untuk memengaruhi tingkah laku orang atau kelompok lain sesuai dengan keinginan dari pelaku atau kekuasaan merupakan kemampuan memengaruhi pihak lain untuk berpikir dan berperilaku sesuai dengan khendak yang memengaruhi.

Berikut ini ada beberapa definisi kekuasaan menurut para ahli :

1) French dan Raven, Kekuasaan adalah kemampuan potensial dari seseorang atau sekelompok orang untuk mempengaruhi lainnya di dalam sistem yang ada.

2) Max Weber, Kekuasaan itu dapat diartikan sebagai suatu kemungkinan yang membuat seseorang aktor di dalam suatu hubungan sosial berada dalam suatu jabatan untuk melaksanakan keinginannya sendiri dan yang menghilangkan halangan.

3) Walter Nord, kekuasaan itu sebagai suatu kmmpuan untuk mencapai suatu tujuan yang berbeda secara jelas dari tujuan lainnya.

4) Miriam Budiardjo, kekuasaan adalah kemampuan seseorang atu kelompok untuk mempengaruhi tingkah laku orang atau kelompok lain sesuai dengan keinginan dari pelaku.

5) Ramlan Surbakti, kekuasaan merupakan kemampuan mempengaruhi pihak lain untuk berpikir dan berperilaku sesuai dengan kehedak yang mempengaruhi. 


B. Sumber-Sumber Kekuasaan

Kekuasaan dapat diperoleh karena posisi seseorang (kekuasaan jabatan) dank arena pengaruh pribadi atas orang lain. Di dalam organisasi kedua macam kekuasaan tersebut dapat terjadi. Kekuasaan jabatan bergantung kepada setinggi apakah jabatan yang dimiliki seseorang. Semakin tinggi jabatan, akan semakin tinggi pula kekuasaan yag diperoleh. Meskipun demikian, dalam hal tertentu kekuasaan yang dimilikinya juga dibatasioleh kekuasaan yang dimiliki orang lain. Kekuasaan pribadi bergantung kepada sejauh mana orang lain mempercayai, mendukung, menghormati dan terikat kepada pemegang kekuasaan pribadi. Demikian pula, di dalam organisasi kekuasaan seringkali cenderung berlangsung secara timbal balik antara atasan dan bawahan. Hal ini dimungkinkan oleh adanya saling membutuhkan diantara mereka. atasan mempunyai kekuasaan atas bawahan, tetapi sebaliknya bawahan juga dapat mempengaruhi kekuasaan yang dimiliki atasan dengan hasil karya (kinerja)yang ditunjukan oleh bawahan.

Menurut French dan Raven (1959), ada lima sumber kekuasaan, yaitu :

1. Reward Power (kekuasaan Imbalan)

Tipe kekuasaan ini memusatkan perhatian pada kemampuan untuk memberi ganjaran atau imblan atas pekerjaan atau tugas yang dilakukan orang lain. Kekuasaan ini akan terwujud melalui suatu kejadian atau situasi yang memungkinkan orang lain menemukan kepuasan. Dalam deskripsi konkrit adalah “jika anda dapat menjamin atau memberi kepastian gaji atau jabatan saya meningkat, anda dapat menggunakan reward power anda kepada saya”. Pernyataan ini mengandung makna, bahwa seseorang dapat melakukan reward power karena ia mampu memberi kepuasan kepada orang lain.

Jadi, reward power ini tertuju pada imbalah yang diberikan orang lain demi menemukan kepuasan ang diperoleh

2. Coercive Power (kekuasaan paksaan)

Lebih kepada orang yang memberikan hukuman atau punishment kepada orang lain. Secara sah atasam mempunyai wewenang untuk melakukan hal tersebut. Tidak jarang seseorang yang menjadi target coerciver power bisa balas dendam kepada orang yang memiliki coerciver power tersebut. 

3. Referent Power (kekuasaan reveren)

Pada tipe ini, pimpinan mempunyai referensi yang bisa memudahkan bawahannya dalam mengerjakan tugas. Referensi-referensi tersebut dapat digunakan bawahannya, sehingga mampu untuk bertanggung jawaw dan menyelesaikan tugas yang diberikan atasan kepada bawahan.

4. Expert Power (kekuasaan ahli)

Pemusatan expert power adalah ketika seseorang mempunyai pandangan yang ahli dalam ilmu pengetahuan. Mereka percaya bahwa seseorang yang memiliki kekuasaan, pasti memiliki pengetahuan yang banyak. Jika mempunyai pengetahuan yang banyak, maka pastilah dapat memecahkan persoalan-persoalan.

5. Legitimate Power (kekuasaan legitimasi)

Kekuasaan yang sah adalah kekuasaan yang sebenarnya (actual power), ketika seseorang melalui sesuatu persetujuan dan kesepakatan. Tipe kekuasaan ini tertuju pada suatu nilai kebudayaan tertentu dan struktur sosial suatu organisasi.. Suatu contoh yang sederhana, ketika seseorang yang lebih tua di dalam suatu organisasi, maka orang tersebut bisa mengizinkan orang tersebut untuk menjalankan legalitas tersebut.







Daftar pustaka :

Hasibuan, Malayu S.P. (2007). Manajemn Dasar, Pengertian dan Masalah, Jakarta: Bumi Aksara.

Leavit, H.J. (1997). Psikologi Manajemen. Jakarta : Erlangga

Budiardjo, M. (1984). Konsep Kekuasaan: Tinjauan Kepustakaan. Jakarta: Sinar Harapan.

Putri. 2015. Psikologi Manajemen. (Omline) ://putridsumitra.blogspot.co.id/2015/10/psikologi-manajemen.html. Diakses: 31 Oktober 2015.

Saturday, 24 October 2015

Mempengaruhi Perilaku (Psikologi Manajemen, pertemuan ke-4)

Model Mempengaruhi Orang Lain

Menurut Aristotle menyatakan bahwa terdapat 3 pendekatan dasar dalam komunikasi yang mampu mempengaruhi orang lain, yaitu;

1. Logical argument (logos), yaitu penyampaian ajakan menggunakan argumentasi data-data yang ditemukan.



2. Psychological/emotional argument (pathos), yaitu penyampaian ajakan menggunakan efek emosi positif maupun negatif. Misalnya, gambar yang menarik, lucu dan membuat kita berempati termasuk menggunakan pendekatan psychological argument dengan efek emosi yang positif. Sedangkan gambar yang menjemukan, memuakkan bahkan membuat kita marah termasuk pendekatan psychological argument dengan efek emosi negatif.



3. Argument based on credibility (ethos), yaitu ajakan atau arahan yang dituruti oleh komunikate/ audience karena komunikator mempunyai kredibilitas sebagai pakar dalam bidangnya. Contoh, kita akan lebih menuruti nasihat seorang dosen ketimbang teman kita sendiri. Dalam hal ini keutamaan atribusi seorang dinilai.



Menurut Burgon & Huffner (2002), terdapat beberapa pendekatan yang dapat dilakukan agar komunikasi persuasi menjadi lebih efektif. Maksudnya lebih efektif yaitu agar lebih berkesan 

dalam mempengaruhi orang lain. Beberapa pendekatan itu antaranya;



1. Pendekatan berdasarkan bukti, yaitu mengungkapkan data atau fakta yang terjadi sebaga bukti argumentatif agar berkesan lebih kuat terhadap ajakan.



2. Pendekatan berdasarkan ketakutan, yaitu menggunakan fenomena yang menakutkan bagi audience atau komunikate dengan tujuan mengajak mereka menuruti pesan yang diberikan komunikator. Misalnya, jika harga BBM mahal maka masyarakat akan beralih menggunakan teransportasi umum yang telah dicanangkan pemerintah.



3. Pendekatan berdasarkan humor, yaitu menggunakan humor atau fantasi yang bersifat lucu dengan tujuan memudahkan masyarakat mengingat pesan karena mempunyai efek emosi yang positif. Contoh, menggunakan stand up comedy sebagai media untuk iklan agar menarik.



4. Pendekatan berdasarkan diksi, yaitu menggunakan pilihan kata yang mudah diingat (memorable) oleh audience/komunikate dengan tujuan membuat efek emosi positif atau negative.



Wewenang

Wewenang adalah kekuasaan yang dipakai seseorang yang bisa secara formal maupun informal dalam suatu tim atau pemerintahan atau non-pemerintahan. Terutama, wewenang formal adalah kekuasaan sah. Wewenang formal adalah tipe kekuasaan yang kita hubungkan dengan struktur organisasi dan manajemen. Kekuasaan itu berdasarkan pengakuan keabsahan usaha manajer untuk menggunakan pengaruh.



Jenis Wewenang :

a) Wewenang Lini (line authority)

Wewenang lini adalah wewenang manajer yang bertanggu jawab langsung, di seluruh rantai komando organisasi, untuk mencapai sasaran organisasi. Wewenang lini diwujudkan dengan rantai komando standar, mulai dari dewan direktur sampai tempat aktivitas dasar organisasi dilaksanakan. Wewenang lini terutama didasarkan pada kekuasaan sah. Misalnya, manajer perusahaan manufaktur mungkin membatasi fungsi lini pada produksi dan penjualan, sedangkan manajer di departement store, dengan elemen kunci adalah pembelian,akan mempertimbangkan departemen pembelian dan departemen penjualan sebagai aktivitas lini. Kalau sebuah perusahaan kecil, semua posisi mungkin mempunyai posisi lini.

b) Wewenang Staf (staff authority)

Wewenang staf adalah kelompok individu yang menyediakan saran dan jasa kepada manajer lini. Staf memberikan berbagai tipe bantuan pakar dan saran kepada manajer. Wewenang staf terutama didasarkan pada kekuasaan keahlian. Staf dapat menawarkan manajer lini saran perencanaan lewat penelitian, analisis, dan pengembangan pilihan. Staf dapat juga membantu dalam implementasi kebijakan, memonitor, dan kendali; dalam masalah legal dan keuangan; dan dalam desain dan operasi sistem pemrosesan data. Misalnya, rekan dalam banyak kantor pengacara menambah anggota staf untuk melaksanakan“sisi bisnis” dari kantor tersebut. Kehadiran dari spesialis ini membebaskan pengacara untuk mempraktekan ilmu hukum, fungsi lini mereka.





DAFTAR PUSTAKA



Cholisin, M. Si dkk. 2006. Dasar-dasarIlmuPolitik. Yogyakarta : FISE UNY

Nasikun. (1993). Sistem Sosial Indonesia, Jakarta: PT RajaGrafindo Persada

Munandar, A.S. 2001. Psikologi Industri dan Organisasi. Jakarta : Penerbit Universitas Indonesia

Sarwono, S. W. (2005). Psikologi Sosial: Psikologi Kelompok dan Psikologi Terapan. Jakarta: Balai Pustaka

Friday, 16 October 2015

Mempengaruhi Perilaku (Definisi dan Kunci-kunci Perubahan Perilaku)



A. Mempengaruhi Perilaku

1. Pengaruh menurut KBBI adalah daya yang ada atau timbul dari sesuatu (orang

atau benda) yang ikut membentuk watak, kepercayaan atau perbuatan

seseorang.

2. Pengertian Pengaruh Menurut Para Ahli

a. Pengertian Pengaruh Menurut Wiryanto

Pengaruh merupakan tokoh formal mauoun informal di dalam masyarakat,

mempunyai ciri lebih kosmopolitan, inovatif, kompeten, dan aksesibel dibanding pihak yang dipengaruhi

b. Pengertian Pengaruh Menurut Norman Barry

Pengaruh adalah suatu tipe kekuasaan yang jika seorang yang dipengaruhi

agar bertindak dengan cara tertentu, dapat dikatakan terdorong untuk

bertindak demikian, sekalipun ancaman sanksi yang terbuka tidak

merupakan motivasi yang mendorongnya

c. Pengertian Pengaruh Menurut Uwe Becker

Pengaruh adalah kemampuan yang terus berkembang yang berbeda dengan

kekuasaan--tidak begitu terkait dengan usaha memperjuangkan dan

memaksakan kepentingan

d. Pengertian Pengaruh Menurut Robert Dahl

A mempunyai pengaruh atas B sejauh ia dapat menyebabkan B untuk

berbuat sesuatu yang sebenarnya tidak akan B lakukan

e. Pengertian Pengaruh Menurut Bertram Johannes Otto Schrieke

Pengaruh merupakan bentuk dari kekuasaan yang tidak dapat diukur

kepastiannya.

2. Kunci-kunci perubahan perilaku

Perubahan perilaku adalah penerapan yang terencana dan sistematis dari

prinsip belajar yang telah ditetapkan untuk mengubah perilaku maladaptif

(Fisher & Gochros, 1975)





Karakteristik perubahan perilaku

·Fokus kepada perilaku (prosedur perubahan perilaku dirancang untuk merubah perilaku bukan merubah karakter atau sifat seseorang)

-Perilaku yang dirubah disebut target perilaku meliputi perilaku yang berlebihan atau perilaku yang tidak/kurang dimiliki oleh orang

·Prosedurnya didasarkan kepada prinsip-prinsip behavioral. Perubahan perilaku adalah penerapan prinsip-prinsip dasar yang awalnya berasal dari penelitian eksperimental dengan binatang dilaboratorium (Skiner, 1938).

·Penekanannya kepada peristiwa-peristiwa didalam lingkungan. Perubahan perilaku meliputi asesmen dan perubahan peristiwa-peristiwa lingkungan yang mempunyai hubungan fungsional dengan perilaku

·Treatment dilakukan oleh orang didalam kehidupan sehari-hari (Kazdin, 1994). Perubahan perilaku akan lebih efektif apabila dikembangkan oleh orang-orang yang berada dilingkungan individu yang perilakunya menjadi target perubahan seperti guru, orangtua atau orang lain yang dilatih tentang perubahan perilaku

·Pengukuran perubahan perilaku. Melakukan pengukuran sebelum dan sesudah intervensi dilakukan untuk melihat perubahan perilaku. Asesmen terus dilakukan setelah intervensi untuk melihat apakah perubahan perilaku yang sudah terjadi dapat terjaga.

·Mengabaikan peristiwa-peristiwa masa lalu sebagai penyebab perilaku. Penekanan perubahan perilaku kepada peristiwa-peristiwa lingkungan saat ini yang menjadi penyebab perilaku sebagai dasar pemilihan intervensi perubahan perilaku yang tepat.

·Menolak hipotetis yang mendasari penyebab perilaku. Skiner (1974) menjelaskan bahwa dugaan terhadap penyebab yang mendasari perilaku tidak pernah dapat diukur atau dimanipulasi untuk menunjukkan hubungan fungsional perilaku.




3. Model mempengaruhi orang lain dan perannya dalam psikologi manajemen

Cara mempengaruhi orang lain dengan dasar Pendekatan komunikasi persuasi dikemukakan oleh Aristotle yang menyatakan terdapat 3 pendekatan dasar dalam komunikasi yang mampu mempengaruhi orang lain, yaitu;

1. Logical argument (logos), yaitu penyampaian ajakan menggunakan argumentasi data-data yang ditemukan. Hal ini telah disinggung dalam komponen data.

2. Psychological/ emotional argument (pathos), yaitu penyampaian ajakan menggunakan efek emosi positif maupun negatif. Misalnya, iklan yang menyenangkan, lucu dan membuat kita berempati termasuk menggunakan pendekatan psychological argument dengan efek emosi yang positif. Sedangkan iklan yang menjemukan, memuakkan bahkan membuat kita marah termasuk pendekatan psychological argument dengan efek emosi negatif.

3. Argument based on credibility (ethos), yaitu ajakan atau arahan yang dituruti oleh komunikate/ audience karena komunikator mempunyai kredibilitas sebagai pakar dalam bidangnya. Contoh, kita menuruti nasehat medis dari dokter, kita mematuhi ajakan dari seorang pemuka agama, kita menelan mentah-mentah begitu saja kuliah dari dosen. Hal ini semata-mata karena kita mempercayai kepakaran seseorang dalam bidangnya.

Menurut Burgon & Huffner (2002), terdapat beberapa pendekatan yang dapat dilakukan agar komunikasi persuasi menjadi lebih efektif. Maksudnya lebih efektif yaitu agar lebih berkesan dalam mempengaruhi orang lain. Beberapa pendekatan itu antaranya;

1. Pendekatan berdasarkan bukti, yaitu mengungkapkan data atau fakta yang terjadi sebaga bukti argumentatif agar berkesan lebih kuat terhadap ajakan.

2. Pendekatan berdasarkan ketakutan, yaitu menggunakan fenomena yang menakutkan bagi audience atau komunikate dengan tujuan mengajak mereka menuruti pesan yang diberikan komunikator. Misalnya, bila terjadi kejadian luar biasa (KLB) demam berdarah maka pemerintah dengan pendekatan ketakutan dapat mempersuasi masyarakat untuk mencegah DBD.

3. Pendekatan berdasarkan humor, yaitu menggunakan humor atau fantasi yang bersifat lucu dengan tujuan memudahkan masyarakat mengingat pesan karena mempunyai efek emosi yang positif. Contoh, iklan-iklan yang menggunakan bintang comedian atau menggunakan humor yang melekat di hati masyarakat.

4. Pendekatan berdasarkan diksi, yaitu menggunakan pilihan kata yang mudah diingat (memorable) oleh audience/komunikate dengan tujuan membuat efek emosi positif atau negative. Misalnya, iklan rokok dengan slogan “Yang penting happy”



4. Wewenang dan peran wewenang dalam manajemen

Wewenang merupakan kekuasaan yang memiliki keabsahan(legitimate power)

Peran wewenang dalam manajemen.

·Wewenang lini (Linie authority) yaitu wewenang yang mengalir secara vertikal. Pelimpahan wewenang dari atas ke bawah dan pengawasan langsung oleh pemimpin kepada staf yang menerimanya.

·Wewenang staf (Staf authority) yaitu wewenang yang mengalir ke samping yaitu wewenang yang diberikan kepada staf khusus untuk membantu melancarkan tugas staf yang diberikan wewenang lini. Wewenang staf diberikan karena ada spesialisasi adanya tugastugas menegerial yang terkait dengan fungsi staf seperti pengawasan, pelayanan kepada staf, atau penasihat.



Daftar Pustaka

Munandar, A.S. 2001. Psikologi Industri dan Organisasi. Jakarta : Penerbit Universitas Indonesia.



Cholisin, M. Si dkk. 2006. Dasar-dasarIlmuPolitik. Yogyakarta : FISE UNY.

Nasikun. (1993). Sistem Sosial Indonesia, Jakarta: PT RajaGrafindo Persada.

Sarwono, sarlito W. (2005). Psikologi social (psikologi kelompok dan psikologi terapan). Jakarta : Balai Pustaka.

Munandar, A.S. 2001. Psikologi Industri dan Organisasi. Jakarta : Penerbit Universitas Indonesia.

http://www.psikologizone.com/cara-mempengaruhi-orang-lain/06511947

http://yosiabdiantindaon.blogspot.com/2012/11/pengertian-pengaruh.html

http://fatih-io.biz/definisi_dan_pengertian_pengaruh_menurut_para_ahli.html

Saturday, 10 October 2015

Komunikasi

Definisi Komunikasi

Menurut Onong Uchjana Effendy komunikasi adalah proses penyampaian pesan oleh seseorang kepada orang lain untuk memberitahu, mengubah sikap, pendapat, atau perilaku, baik secara lisan (langsung) ataupun tidak langsung (melalui media).

Komunikasi pada dasarnya merupakan suatu proses yang menjelaskan siapa? mengatakan apa? dengan saluran apa? kepada siapa? dengan akibat atau hasil apa? (who? says what? in which channel? to whom? with what effect?). (Lasswell 1960).

Komunikasi adalah proses interaksi atau hubungan saling pengertian satu sama lain antara sesama manusia. Proses interaksi atau hubungan satusama lain yang dikehendaki oleh seorang dengan maksud agar dapat diterima dan dimengertiantara sesamanya. (Soewarno Handaya Ningrat. Pengantar Ilmu Studi Dan Manajemen.CV HajiMasagung, Jakarta, 1980, hal 94).

Komunikasi adalah proses pemindahan pengertian dalambentuk gagasan atau informasi dari seseorang ke orang lain. Perpindahan pengertian tersebutmelibatkan lebih dari sekedarkata-kata yang digunakan dalam percakapan, tetapijuga ekspresiwajah, intonasi, titik putus tidak hanya memerlukan transmisi data, tetapi bahwa tergantug padaketrampilan- ketramilan tertentu untuk membuat sukses pertukaran informasi. (T. Hani Handoko,Manajemen, BPFE Yogyakarta, 1986, hal 272).

Komunikasi adalah usah mendorong orang lain untukmenginterprestasikan pendapat seerti apa yang dikehendaki oleh orang yang mempunyaipendapat tersebut serta diharapkan diperoleh titik kesamaan untuk pengertian.

Salah satu kebutuhan pokok manusia , seperti dikatakan Susanne K. Langer, adalah kebutuhan simbolis atau penggunaan lambang. Manusia memang satu-satunya hewan yang menggunakan lambang , dan itulah yang membedakan manusia dengan hewan lainnya. Ernest Cassirer mengatakan bahwa keunggulan manusia atau mahluk lainnya adalah keistimewaan mereka sebagai animal symbolicum.

Lambang atau simbol adalah sesuatu yang digunakan untuk menunjukkan sesuatu lainnya, berdasarkan kesepakatan sekelompok orang. Lambang meliputi kata-kata (pesan verbal), perilaku non verbal, dan objek yang maknanya disepakati bersama. Kemampuan manusia menggunakan lambang verbal memungkinkan perkembangan bahasa dan menangani hubungan antara manusia dan objek (baik nyata maupun abstrak) tanpa kehadiran manusia atau objek tersebut.





Dimensi Komunikasi

Dimensi isi disandi secara verbal, sementara dimensi hubungan disandi secara nonverbal. Dimensi isi menunjukkan muatan (isi) komunikasi, yaitu apa yang dikatakan. Sedangkan dimensi hubungan menunjukkan bagaimana cara mengatakannya yang juga mengisyaratkan bagaimana hubungan para komunikasi itu, dan bagaimana seharusnya pesan itu ditafsirkan.

Dalam komunikasi massa, dimensi isi merujuk pada isi pesan, sedangkan dimensi hubungan merujuk kepada unsur-unsur lain, termasuk juga jenis saluran yang digunakan untuk menyampaikan pesan tersebut. Pengaruh suatu berita atau artikel dalam surat kabar, misalnya, hanya bukan bergantung pada isinya, namun juga pada siapa, penulisnya, tata letak (lay out)-nya, jenis huruf yang digunakan, warna tulisan, dan sebagainya.

1. Dimensi Komunikasi Sistem Organisasi

a. Komunikasi Internal

Komunikasi internal organisasi adalah proses penyampaian pesan antara anggota-anggota organisasi yang terjadi untuk kepentingan organisasi, seperti komunikasi antara pimpinan dengan bawahan, antara sesama bawahan, dsb. Proses komunikasi internal ini bisa berujud komunikasi antarpribadi ataupun komunikasi kelompok. Juga komunikasi bisa merupakan proses komunikasi primer maupun sekunder (menggunakan media nirmassa). Komunikasi internal ini lazim dibedakan menjadi dua, yaitu:

· Komunikasi vertikal, yaitu komunikasi dari atas ke bawah dan dari bawah ke atas. Komunikasi dari pimpinan kepada bawahan dan dari bawahan kepada pimpinan. Dalam komunikasi vertikal, pimpinan memberikan instruksi-instruksi, petunjuk-petunjuk, informasi-informasi, dll kepada bawahannya. Sedangkan bawahan memberikan laporan-laporan, saran-saran, pengaduan-pengaduan, dsb. kepada pimpinan.

· Komunikasi horizontal atau lateral, yaitu komunikasi antara sesama seperti dari karyawan kepada karyawan, manajer kepada manajer. Pesan dalam komunikasi ini bisa mengalir di bagian yang sama di dalam organisasi atau mengalir antarbagian. Komunikasi lateral ini memperlancar pertukaran pengetahuan, pengalaman, metode, dan masalah. Hal ini membantu organisasi untuk menghindari beberapa masalah dan memecahkan yang lainnya, serta membangun semangat kerja dan kepuasan kerja.

b. Komunikasi Eksternal

Komunikasi eksternal organisasi adalah komunikasi antara pimpinan organisasi dengan khalayak di luar organisasi. Pada organisasi besar, komunikasi ini lebih banyak dilakukan oleh kepala hubungan masyarakat dari pada pimpinan sendiri. Yang dilakukan sendiri oleh pimpinan hanyalah terbatas pada hal-hal yang ianggap sangat penting saja. Komunikasi eksternal terdiri dari jalur secara timbal balik:

·Komunikasi dari organisasi kepada khalayak. Komunikasi ini dilaksanakan umumnya bersifat informatif, yang dilakukan sedemikian rupa sehingga khalayak merasa memiliki keterlibatan, setidaknya ada hubungan batin. Komunikasi ini dapat melalui berbagai bentuk, seperti: majalah organisasi; press release; artikel surat kabar atau majalah; pidato radio; film dokumenter; brosur; leaflet; poster; konferensi pers.

·Komunikasi dari khalayak kepada organisasi. Komunikasi dari khalayak kepada organisasi merupakan umpan balik sebagai efek dari kegiatan dan komunikasi yang dilakukan oleh organisasi.



2. Dimensi Komunikasi Antar Budaya

Dari tema pokok demikian, maka perlu pengertian – pengertian operasional dari kebudayaan dan kaitannya dengan KAB. Untuk mencari kejelasan dan mengintegrasikan berbagai konseptualisasi tentang kebudayaan komunikasi antar budaya, ada 3 dimensi yang perlu diperhatikan(kim.1984:17-20).

1. Tingkat masyarakat kelompok budaya dari partisipan-partisipan komunikasi.

2. Konteks sosial tempat terjadinya KAB.

3. Saluran yang dilalui oleh pesan-pesan KAB (baik yang bersifat verbal maupun nonverbal).

Sumber :

http://id.wikipedia.org/wiki/Daftar_definisi_komunikasi

http://andriejangkung.wordpress.com/2013/03/08/dimensi-dimensi-komunikasi-antar-budaya/

http://irfazain.blogspot.com/2012/11/dimensikomunikasi-dalam-kehidupan.html

Friday, 2 October 2015

Psikologi Manajemen (Pertemuan 1)



A. Manajemen






Pengertian Manajemen:


Manajemen adalah proses perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, dan pengawasan usaha-usaha para anggota organisasi dan penggunaan sumber daya organisasi lainnya agar mencapai tujuan yang telah ditetapkan (Stoner).






Fungsi Manajemen:


1. Perencanaan


2. Pengorganisasian


3. Pengarahan


4. Pengawasan






Psikologi manajemen adalah suatu ilmu yang mengatur sumber daya yang ada untuk memenuhi kebutuhan manusia itu sendiri.


Sumber daya manusia adalah hal terpenting, karena ilmu psikologi mengacu pada manusa yang memiliki motivasi, sikap kerja, keterampilan, dll dengan bermacam-macam metode dan teknik.






Fungsi-fungsi manajemen






1. Fungsi perencanaan:


Proses yang menyangkut usaha yang dilakukan untuk mengantisipasi kecenderungan di masa yang akan datang dan penentuan strategi dan taktik yang tepat untuk mewujudkan target dan tujuan organisasi






2. Pengorganisasian


Proses yang menyangkut bagaimana strategi dan taktik yang telah dirumuskan dalam perencanaan didesain dalam sebuah struktur organisasi yang kondusif, dan dapat memastikan bahwa semua pihak dalam organisasi dapat bekerja secara efektif dan efisien guna pencapaian tugas organisasi kegiatan dala, fungsi perorganisasian.






3. Pengarahan:


Agar dapat dijalankan oleh seluruh pijhak dalam organisasi serta proses memotivasi agar semua pihak tersebut dapat menjalankan tanggung jawabnya dengan penuh kesadaran dan produktifitas yang tinggi.






4. Pengawasan: Untuk


Untuk memastikan seluruh rangkaian kegiatan yang telah direncanakan, diorganisasikan dan diimplementasikan dapat berjalan sesuai dengan target yang diharapkan sekalipun berbagai perubahan terjadi dalam lingkungan dunia bisnis yang dihadapi.

Daftar pustaka:

Riyono Bagus dan Emi Zulaifah. 2001. Psikologi Kepemimpinan.


Yogyakarta: Unit Publikasi Fakultas Psikologi UGM





Siti Partini Suardiman. 1980. Kelompok dan Kepemimpinan.


Yogyakarta: FIP IKIP Yogyakarta


B. Organisasi


1. Organisasi adalah suatu pola hubungan-hubungan yang melalui orang-orang di bawah pengarahan atasan mengejar tujuan bersama (Stoner).


2. Organisasi merupakan suatu sistem aktifitas kerja sama yang dilakukan oleh dua orang atau lebih (Chester I. Bernard).


3. Organisasi merupakan kesatuan sosial yang dikoordinasikan secara sadar, dengan sebuah batasan yang relatif dapat diidentifikasi, yang bekerja atas dasar yang relatif terus menerus untuk mecapai suatu tujuan bersama atau sekelompok tujuan (Stephen P. Robbins).


Organisasi dapat dibagi dengan beberapa klasifikasi:


1. Organisasi dalam arti statis


Melihat organisasi sebagai sesuatu yang tidak bergerak atau diam


Dilihat sebagai wadah untuk mencapai suatu tujuan, wadah bekerja sama, wadah bagi administrasi dan manajemen yang memungkinkannya bergerak



2. Organisasi dalam arti dinamis


Organisasi merupakan organ yang hidup, selalu bergerak, mengadakan pembagian tugas berdasarkan sistem dan ruang lingkup. Terdiri dari sekelompok orang yang bekerjasama untuk mencapai tujuan bersama.


3. Organisasi sebagai sistem kerjasama


Adanya sekelompok orang yang mengadakan kerjasama yang dilandasi oleh kesamaan tujuan. Suatu sistem mengenai pekerjaan-pekerjaan yang dirumuskan dengan baik dan dilengkapi dengan wewenang, tugas, dan tanggung jawab.


4. Organisasi sebagai sistem tata hubungan kerja.


A. Tata hubungan pribadi


B. Tata hubungan formal


C. Tata hubungan informal


D. Tata hubungan tidak langsung


E. Tata hubungan vertikal


F. Tata hubungan horizontal


G. Tata hubungan diagonal


5. Organisasi sebagai proses pembagian tugas


Suatu proses menetapkan dan mengelompokan jenis pekerjaan yang diikuti pelimpahan wewenang dan tanggung jawab. Rangkaian bagian-bagian saling tergantung dan berdiri sebagai sebuah satu kesatuan yang utuh.


Proses pembagian tugas dan menentukan siapa yang mengemban tugas dan tanggung jawab. Proses kegiatan penyusunan, pengembangan, pemeliharaan dari pola hubungan kerja dari bagian-bagian/individu-individu dalam organisasi.






Daftar Pustaka


http://hipni.blogspot.com/2011/08definisi-pengertian-organisasi.html


http://id.wikipedia.org/wiki/organisasi


http://lista.staff.gunadarma.ac.id/macam-organisasi.pdf


http://www.scribd.com/doc/50580788/ORGANISASI-REGIONAL


http://wartawarga.gunadarma.ac.id/2009/10/organisasi-internasional/wikipedia.com


http://windsaga.blogspot.com/2011/03/hubungan-antara-manajemen