Friday, 9 May 2014

KREATIFITAS MOBIL LISTRIK YANG ADA DI INDONESIA



BAB I
Pendahuluan
A. Latar Belakang
Kreativitas adalah suatu anugerah yang tidak dapat dipisahkan dari kehidupan manusia. Dalam kata lain, individu sebagai dasar untuk memberikan kreativitasnya kepada orang lain sehingga menghasilkan inovasi-inovasi yang baru dan up to date. Secara konvensional Kreativitas didefinisikan dengan pendekatan tiga P yaitu: Pribadi yang kreatif, proses kreatif, dan produk kreatif (Barron 1988 dalam Davis 1993:39). Kemudian timbul pandangan baru yang menyatakan bahwa pendekatan press juga penting untuk memahami Kreativitas (Isaksen 1987; Mooney 1963; Taylor 1988 dalam Davis 1993:39).
Kemajuan teknologi dan kreativitas memunculkan ide-ide yang membuat kehidupan ekonomi menjadi lebih baik. Sebagai contoh “Mobil listrik”. Mobil listrik udah menjadi trend sekaligus kebutuhan di Indonesia. Para mahasiswa berbondong-bondong membuat mobil listrik serta menyempurnakannya. Makin sedikit jumlah pasokan minyak mentah dan semakin tinggi permintaan kendaraan beroda dua atau lebih. Mobil listrik menjadi kendaraan yang ramah lingkungan, efisien, serta tidak memerlukan biaya lebih untuk perawatan.
Pada abad ke-21 mobil listrik menjadi salah satu mode transportasi yang memungkinkan pengendaranya untuk meminimalisir langkanya bahan bakar minyak yang semakin sedikit serta mengurangi polusi udara yang semakin hari semakin berpolusi. Mobil bermerek Selo contohnya. Mobil yang diproduksi oleh Mahasiswa Universitas Gajah Mada tersebut mampu berlari dengan kecepatan 220 km per jam dengan sekali pengisisan baterai bisa menempuh jarak 250 km. Kreatifnya para Mahasiswa memunculkan pertanyaan, apakah trend mobil listrik di Indonesia akan bertahan atau tidak? Pertanyaan ini bisa menyimpulkan bahwa kreatifitas bisa saja terhenti sementara, lalu dimasa-masa yang terhenti itu para Mahasiswa mengembangkan inovasi yang bertujuan untuk menarik kembali trend tersebut.

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan di atas, maka penulis merumuskan beberapa permasalahan, diantaranya:
1. Apa yang yang menjadikan trend mobil listrik di indonesia?
2. Apa manfaat dari mobil listrik buatan Indonesia?
3. Bagaimana caranya untuk bersaing mobil listrik buatan Indonesia dengan buatan luar Negeri?



C. Tujuan Penulisan
Adapun tujuan dari penulisan ini, yaitu:
1. Untuk mengetahui penyebab trend mobil listrik di Indonesia
2. Untuk mengetahui manfaaat dari mobil listrik di Indonesia
3. Untuk mengetahui cara bersaing mobil listrik buatan Indonesia dengan buatan luar Negeri
D. Sistematika Penulisan
Makalah ini disusun dengan menggunakan sistematika penulisan sebagai berikut: BAB I Pendahuluan, yang meliputi latar belakang masalah, tujuan penulisan, dan sistematika penulisan. BAB II landasan teori, mencakup pengertian kreativitas, dan ciri-ciri kreativitas. BAB III pembahasan, meliputi trend yang ada di Indonesia dan kemajuan kreativitas yang ada di Indonesia. BAB IV kesimpulan


















BAB II
Landasan Teori
A. Pendekatan Pribadi Kreatif
Pribadi kreatif didefinisikan sebagai tindakan yang muncul darikeunikan keseluruhan kepribadian dalam interaksi dengan lingkungannya (Hullbeck 1945 dalam Utami Munandar 1980, 1999:26)
Menurut Steinberg (1988) terdapat tiga segi dalam kreativitas. Ia menyatakan kreativitas adalah pertemuan yang khas antara tiga atribut psikologis, yaitu: intelegensi, gaya kognisi dan kepribadian atau motivasi. Secara bersamaan tiga segi pikiran tersebut membantu memahami apa yang melatar belakangi individu yang kreatif (Steinberg dalam Davis 1993: 40).
1. intelegensi; adalah sesuatu yang menekankan pada kemampuan verbal, pemikiran yang lancar, pengetahuan, perencanaan, perumusan masalah, representasi mental, keterampilan membuat keputusan dan keseimbangan serta intelektual secara umum. (Steinberg 1988, 1991 dalam Davis 1993: 41)
2. gaya kognisi; didapat pada seseorang yang menunjukan kelonggaran dari keterkaitan pada aturan konvensi, suatu pilihan untuk membuat aturan sendiri dan mengerjakan sesuatu dengan caranya sendiri, kegemaran pada masalah yang tidak terlalu terstruktur, kesukaan menulis, membuat desain, mencipta, tertarik pada pekerjaan yang menuntuk kreativitas seperti ilmuwan, artis (Steinberg 1988, 1991 dalam Davis 1993: 42)
3. Dimensi kepribadian/motivasi; meliputi ciri-ciri kreatif: toleransi terhadap kebermaknaan ganda, kelenturan, dorongan untuk berprestasi dan mendapatkan pengakuan, keuletan dalam menghadapi rintangan, keinginan untuk mengembangkan kinerja yang kreatif, pengambilan resiko yang moderat (Steinberg 1988, 1991 dalam Davis 1993: 43).
B. Pendekatan Proses Kreatif
Torrance (1955, 1988) Kreativitas didefinisikan sebagai proses yang menyerupai langkah-langkah dalam metode ilmiah, yaitu:
1. Memahami adanya kesulitan, masalah kesenjangan informasi, elemen yang hilang, sesuatu yang menyimpang
2. Memperkirakan dan merumuskan hipotesis tentang perbedaan-perbedaan
3. Menilai dan mengetes perkiraan dan hipotesis
4. Memperbaiki dan mengetes kembali
5. mengkomunikasikan hasil (Torrance 1988 dalam Davis 1993: 43)
Devinisi Torrance tersebut bersifat unik karena meliputi seluruh langkah-langkah relatif mulai dari menemukan masalah sampai dengan menyampaikan hasil

C. Pendekatan Pendorong kreatif
Pendekatan kreativitas terfokus pada dorongan kreatif, sosial dan lingkungan psikologi. Berarti terdapat dua macam dorongan yaitu internal maupun eksternal. Dorongan internal merupakan: inisiatif yang dimainfestasikan dengan dorongan untuk keluar dari seluruh pemikiran yang biasa. Mengenai dorongan dari lingkungan, ada lingkungan yang tidak menghargai imajinasi atau fantasi dan menekan kreatifitas dan inovasi.


Ciri-ciri Kreatif
1. Dorongan ingin tahu yang besar
2. Sering mengajukan pertanyaan yang baik
3. Memberikan banyak gagasan dan usul terhadap suatu masalah
4. Bebas dalam menyatakan pendapat
5. Mempunyai rasa keindahan
6. Menonjol dalam salah satu bidang seni
7. Mempunyai pendapat sendiri dan mengungkapkannya, tidak mudah terpengaruh orang lain
8. Rasa humor tinggi
9. Daya imajinasi kuat
10. Keaslian yang tinggi dalam ungkapan gagasan, karangan, dan sebagainya
11. Dapat bekerja sendiri
12. Senang mencoba hal-hal baru
13. Kemampuan mengembangkan atau memerinci suatu gagasan







BAB III
Pembahasan
Disini kita mempertimbangan pendekatan dari luar atau pendekatan eksternal. Tuntutan dari luar memaksa pribadi untuk menciptakan produk yang bermanfaat, mempunyai seni atau keindahan atau estetika. Terkadang kreatifitas dikaitkan dengan individu yang mempunyai pendidikan yang baik dan layak, padahal seseorang yang tidak berpendidikan-pun bisa berfikir kreatif. Seorang montir misalnya, ketika dia tidak ada spare part untuk mobil A yang berasal dari Eropa maka montir mensiasatinya dengan mengambil spare part dari mobil B yang berasal dari Eropa. Ini membuktikan pengalaman yang menjadikan orang lebih kreatif serta mengaplikasikannya menjadi sebuah karya yang nyata.
Pada saat tertentu pemecahan masalah seperti bagaimana kita keluar dari hal yang sebelumya tidak ada menjadi ada. Seperti contoh pencipta bola lampu Thomas Alva Edison menciptakan bola lampu yang sebelumnya terpikirkan, lalu mencoba mulai dari desain, cara kerja, alat dan bahan yang dibutuhkan serta merangkainya. Tidak hanya dirakit saja, namun harus bisa dijalankan atau digunakan agar produk atau barang tersebut dapat bermanfaat. Setelah lebih dari 100 kali Thomas Alva Edison mencoba bahan apa yang cocok untuk kawat wolfram. Akhinya disaat waktu yang tidak diduga-duga benang yang berada di lengan Thomas terbakar dan gosong, akhirnya dia mencoba memasukan benang tersebut kedalam lampu wolfram dan alhasil lampu tersebut menyala. Ini membuktikan bahwa suatu penemuan atau inovasi bisa  tercipta karena adanya unsur ketidak sengajaan dan kegagalan yang berkali-kali.
Mobil listrik buatan Indonesia menjadi contoh kasus yang menarik. Pembuatan mobil yang menggunakan listrik sangat efisien dan ramah lingkungan. Itulah mengapa mobil listrik menjadi trend di Indonesia. Secara umum kreativitas muncul karena adanya rasa ingin tahu. Rasa itulah yang membuat manusia berfikir bahwa ide harus dituangkan melalui serangkaian hal yang nyata. Tidak hanya kreatif dan inovasi saja, bentuk dari motivasi sangat penting untuk terciptanya sebuah produk.
Peran penting dari motivasi intrinsik digambarkan oleh Amabile. Dalam model komponen yang terdiri dari tiga komponen penting:
1. Keterampilan dalam ranah yang relevan yang mengacu pada pengetahuan, keterampilan dan kemampuan yang berkaitan dengan ranah khusus dimana seorang kreatif tertarik
2. Keterampilam yang relevan dengan kreatifitas yang mengacu pada kemampuan kognisi, seperti kemampuan berfikir divergen, sebaik seperti ciri-ciri kepribadian yang terbuka terhadap pengalaman, kecondongan mengambil resiko, toleransi yang besar terhadap kebermaknaan ganda
3. Motivasi intrinsik yang mengacu pada keinginan untuk melakukan suatu tugas yang masih dipertanyakan. Tanpa adanya motivasi intrinsik ini, ia akan mengalami kesulitan untuk tetap pada jalurnya atau pendapatnya terutama dengan banyaknya hambatan yang ia hadapi, misalnya hadiah eksternal yang mempengaruhi untuk meninggalkan idenya .
Segala ide maupun hasil dari sebuah ide tentunya mempunyai manfaat. Kebutuhan melahirkan sebuah manfaat yang berguna. Manfaat dari mobil listrik buatan Indonesia adalah berkurangnya polusi serta memajukan teknologi yang terbarukan. Anak-anak Indonesia menjadi termotivasi untuk menciptakan hal yang baru, berinovasi, serta mengupayakan lingkungan agar tetap bersih. Jika kita mengkalkulasikan harga mobil listrik dengan mobil berbahan bakar bensin tentunya mobil listrik yang unggul. Jika 1 liter bensin bisa menempuh jarak 20 km, maka dalam 20 liter hanya mampu jalan sekitar 400 km saja. Bayangkan 1 liter bensin harganya 5.000 rupiah, uang yang harus kita keluarkan adalah 100.000. Jika kita menggunakan mobil listrik, kita hanya perlu mengeluarkan biaya yang dibebankan ke listrik tersebut.
Industri otomotif di indonesia telah jauh-jauh hari mempertimbangkan adanya mobil listrik. Mobil listrik menjadi kendaraan alternatif sekaligus investasi yang sangat menjanjikan. Persaingan mobil yang berbahan bakar bensin menuntut kreasi yang baru dan original dari pendahulunya. Maka, target pemerintah dari BBM bersubsidi menjadi BBM non subsidi menimbulkan pro dan kontra. Hadirnya mobil yang ramah lingkungan dan efisien menarik masyarakat Indonesia untuk memiliki mobil listrik. Di Indonesia sendiri belum ada industri besar yang membuat mobil listrik. Hanya para Mahasiswa serta orang tertentu yang mempunyai kreatifitas tinggi mampu membuat mobil listrik yang diproduksi berskala kecil. Kedepannya pemerintah Indonesia ingin mengekspor mobil listrik pada jumlah bersekala besar.


















BAB IV
Kesimpulan
Adanya kreatifitas, inovasi, dan motivasi dalam bidang teknologi sangat mempengaruhi trend yang ada di Indonesia. Manfaat dari mobil listrik buatan Indonesia adalah meminimalisir polusi udara serta menyediakan lapangan pekerjaan. Persaingan di Indonesia di industri otomotif sangat tinggi. Mengingat peminat mobil listrik sudah banyak, namun produksi yang kurang menjadikan investor tidak ingin menanamkan modalnya pada industri mobil listrik.
Saran
Saran
Untuk Pemerintah sangat penting dalam membangun masyarakat yang kreatif. Maka, harus disediakannya ruang untuk para kreator dan inovator untuk menuangkan idenya demi kemajuan bangsa Indonesia.
Untuk Mahasiswa disarankan untuk menggali kreatifitas yang mengandung manfaat bagi orang banyak. Jangan mudah menyerah untuk suatu hal yang akan menjadi kenyataan. Dalam perspektif yang berbeda tidak ada kata untuk mengalah demi sesuatu yang bersifat kebaikan


No comments:

Post a Comment