BAB I
Pendahuluan
A. Latar Belakang
Kreativitas adalah suatu anugerah yang tidak dapat
dipisahkan dari kehidupan manusia. Dalam kata lain, individu sebagai dasar
untuk memberikan kreativitasnya kepada orang lain sehingga menghasilkan
inovasi-inovasi yang baru dan up to date.
Secara konvensional Kreativitas didefinisikan dengan pendekatan tiga P yaitu:
Pribadi yang kreatif, proses kreatif, dan produk kreatif (Barron 1988 dalam
Davis 1993:39). Kemudian timbul pandangan baru yang menyatakan bahwa pendekatan
press juga penting untuk memahami Kreativitas (Isaksen 1987; Mooney 1963;
Taylor 1988 dalam Davis 1993:39).
Kemajuan teknologi dan kreativitas memunculkan ide-ide yang
membuat kehidupan ekonomi menjadi lebih baik. Sebagai contoh “Mobil listrik”. Mobil
listrik udah menjadi trend sekaligus kebutuhan di Indonesia. Para mahasiswa
berbondong-bondong membuat mobil listrik serta menyempurnakannya. Makin sedikit
jumlah pasokan minyak mentah dan semakin tinggi permintaan kendaraan beroda dua
atau lebih. Mobil listrik menjadi kendaraan yang ramah lingkungan, efisien,
serta tidak memerlukan biaya lebih untuk perawatan.
Pada abad ke-21 mobil listrik
menjadi salah satu mode transportasi yang memungkinkan pengendaranya untuk
meminimalisir langkanya bahan bakar minyak yang semakin sedikit serta
mengurangi polusi udara yang semakin hari semakin berpolusi. Mobil bermerek
Selo contohnya. Mobil yang diproduksi oleh Mahasiswa Universitas Gajah Mada
tersebut mampu berlari dengan kecepatan 220 km per jam dengan sekali pengisisan
baterai bisa menempuh jarak 250 km. Kreatifnya para Mahasiswa memunculkan
pertanyaan, apakah trend mobil listrik di Indonesia akan bertahan atau tidak?
Pertanyaan ini bisa menyimpulkan bahwa kreatifitas bisa saja terhenti
sementara, lalu dimasa-masa yang terhenti itu para Mahasiswa mengembangkan
inovasi yang bertujuan untuk menarik kembali trend tersebut.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan di atas,
maka penulis merumuskan beberapa permasalahan, diantaranya:
1. Apa yang yang menjadikan trend mobil listrik di indonesia?
2. Apa manfaat dari mobil listrik buatan Indonesia?
3. Bagaimana caranya untuk bersaing mobil listrik buatan
Indonesia dengan buatan luar Negeri?
C. Tujuan Penulisan
Adapun tujuan dari penulisan ini, yaitu:
1. Untuk mengetahui penyebab trend mobil listrik di
Indonesia
2. Untuk mengetahui manfaaat dari mobil listrik di Indonesia
3. Untuk mengetahui cara bersaing mobil listrik buatan
Indonesia dengan buatan luar Negeri
D. Sistematika Penulisan
Makalah ini disusun dengan menggunakan sistematika penulisan
sebagai berikut: BAB I Pendahuluan, yang meliputi latar belakang masalah,
tujuan penulisan, dan sistematika penulisan. BAB II landasan teori, mencakup
pengertian kreativitas, dan ciri-ciri kreativitas. BAB III pembahasan, meliputi
trend yang ada di Indonesia dan kemajuan kreativitas yang ada di Indonesia. BAB
IV kesimpulan
BAB II
Landasan Teori
A. Pendekatan Pribadi Kreatif
Pribadi kreatif didefinisikan
sebagai tindakan yang muncul darikeunikan keseluruhan kepribadian dalam
interaksi dengan lingkungannya (Hullbeck 1945 dalam Utami Munandar 1980,
1999:26)
Menurut Steinberg (1988) terdapat
tiga segi dalam kreativitas. Ia menyatakan kreativitas adalah pertemuan yang
khas antara tiga atribut psikologis, yaitu: intelegensi, gaya kognisi dan
kepribadian atau motivasi. Secara bersamaan tiga segi pikiran tersebut membantu
memahami apa yang melatar belakangi individu yang kreatif (Steinberg dalam
Davis 1993: 40).
1. intelegensi; adalah sesuatu
yang menekankan pada kemampuan verbal, pemikiran yang lancar, pengetahuan,
perencanaan, perumusan masalah, representasi mental, keterampilan membuat
keputusan dan keseimbangan serta intelektual secara umum. (Steinberg 1988, 1991
dalam Davis 1993: 41)
2. gaya kognisi; didapat pada
seseorang yang menunjukan kelonggaran dari keterkaitan pada aturan konvensi,
suatu pilihan untuk membuat aturan sendiri dan mengerjakan sesuatu dengan
caranya sendiri, kegemaran pada masalah yang tidak terlalu terstruktur,
kesukaan menulis, membuat desain, mencipta, tertarik pada pekerjaan yang
menuntuk kreativitas seperti ilmuwan, artis (Steinberg 1988, 1991 dalam Davis
1993: 42)
3. Dimensi kepribadian/motivasi;
meliputi ciri-ciri kreatif: toleransi terhadap kebermaknaan ganda, kelenturan,
dorongan untuk berprestasi dan mendapatkan pengakuan, keuletan dalam menghadapi
rintangan, keinginan untuk mengembangkan kinerja yang kreatif, pengambilan
resiko yang moderat (Steinberg 1988, 1991 dalam Davis 1993: 43).
B. Pendekatan Proses Kreatif
Torrance (1955, 1988) Kreativitas
didefinisikan sebagai proses yang menyerupai langkah-langkah dalam metode
ilmiah, yaitu:
1. Memahami adanya kesulitan,
masalah kesenjangan informasi, elemen yang hilang, sesuatu yang menyimpang
2. Memperkirakan dan merumuskan
hipotesis tentang perbedaan-perbedaan
3. Menilai dan mengetes perkiraan
dan hipotesis
4. Memperbaiki dan mengetes
kembali
5. mengkomunikasikan hasil
(Torrance 1988 dalam Davis 1993: 43)
Devinisi Torrance tersebut
bersifat unik karena meliputi seluruh langkah-langkah relatif mulai dari
menemukan masalah sampai dengan menyampaikan hasil
C. Pendekatan Pendorong kreatif
Pendekatan kreativitas terfokus
pada dorongan kreatif, sosial dan lingkungan psikologi. Berarti terdapat dua
macam dorongan yaitu internal maupun eksternal. Dorongan internal merupakan:
inisiatif yang dimainfestasikan dengan dorongan untuk keluar dari seluruh
pemikiran yang biasa. Mengenai dorongan dari lingkungan, ada lingkungan yang
tidak menghargai imajinasi atau fantasi dan menekan kreatifitas dan inovasi.
Ciri-ciri Kreatif
1. Dorongan ingin tahu yang besar
2. Sering mengajukan pertanyaan
yang baik
3. Memberikan banyak gagasan dan
usul terhadap suatu masalah
4. Bebas dalam menyatakan
pendapat
5. Mempunyai rasa keindahan
6. Menonjol dalam salah satu
bidang seni
7. Mempunyai pendapat sendiri dan
mengungkapkannya, tidak mudah terpengaruh orang lain
8. Rasa humor tinggi
9. Daya imajinasi kuat
10. Keaslian yang tinggi dalam
ungkapan gagasan, karangan, dan sebagainya
11. Dapat bekerja sendiri
12. Senang mencoba hal-hal baru
13. Kemampuan mengembangkan atau
memerinci suatu gagasan
BAB III
Pembahasan
Disini kita mempertimbangan
pendekatan dari luar atau pendekatan eksternal. Tuntutan dari luar memaksa
pribadi untuk menciptakan produk yang bermanfaat, mempunyai seni atau keindahan
atau estetika. Terkadang kreatifitas dikaitkan dengan individu yang mempunyai
pendidikan yang baik dan layak, padahal seseorang yang tidak berpendidikan-pun
bisa berfikir kreatif. Seorang montir misalnya, ketika dia tidak ada spare part untuk mobil A yang berasal
dari Eropa maka montir mensiasatinya dengan mengambil spare part dari mobil B yang berasal dari Eropa. Ini membuktikan
pengalaman yang menjadikan orang lebih kreatif serta mengaplikasikannya menjadi
sebuah karya yang nyata.
Pada saat tertentu pemecahan
masalah seperti bagaimana kita keluar dari hal yang sebelumya tidak ada menjadi
ada. Seperti contoh pencipta bola lampu Thomas Alva Edison menciptakan bola
lampu yang sebelumnya terpikirkan, lalu mencoba mulai dari desain, cara kerja,
alat dan bahan yang dibutuhkan serta merangkainya. Tidak hanya dirakit saja,
namun harus bisa dijalankan atau digunakan agar produk atau barang tersebut
dapat bermanfaat. Setelah lebih dari 100 kali Thomas Alva Edison mencoba bahan
apa yang cocok untuk kawat wolfram. Akhinya disaat waktu yang tidak diduga-duga
benang yang berada di lengan Thomas terbakar dan gosong, akhirnya dia mencoba
memasukan benang tersebut kedalam lampu wolfram dan alhasil lampu tersebut
menyala. Ini membuktikan bahwa suatu penemuan atau inovasi bisa tercipta karena adanya unsur ketidak
sengajaan dan kegagalan yang berkali-kali.
Mobil listrik buatan Indonesia
menjadi contoh kasus yang menarik. Pembuatan mobil yang menggunakan listrik
sangat efisien dan ramah lingkungan. Itulah mengapa mobil listrik menjadi trend
di Indonesia. Secara umum kreativitas muncul karena adanya rasa ingin tahu.
Rasa itulah yang membuat manusia berfikir bahwa ide harus dituangkan melalui
serangkaian hal yang nyata. Tidak hanya kreatif dan inovasi saja, bentuk dari
motivasi sangat penting untuk terciptanya sebuah produk.
Peran penting dari motivasi
intrinsik digambarkan oleh Amabile. Dalam model komponen yang terdiri dari tiga
komponen penting:
1. Keterampilan dalam ranah yang
relevan yang mengacu pada pengetahuan, keterampilan dan kemampuan yang
berkaitan dengan ranah khusus dimana seorang kreatif tertarik
2. Keterampilam yang relevan
dengan kreatifitas yang mengacu pada kemampuan kognisi, seperti kemampuan
berfikir divergen, sebaik seperti ciri-ciri kepribadian yang terbuka terhadap
pengalaman, kecondongan mengambil resiko, toleransi yang besar terhadap
kebermaknaan ganda
3. Motivasi intrinsik yang
mengacu pada keinginan untuk melakukan suatu tugas yang masih dipertanyakan.
Tanpa adanya motivasi intrinsik ini, ia akan mengalami kesulitan untuk tetap
pada jalurnya atau pendapatnya terutama dengan banyaknya hambatan yang ia
hadapi, misalnya hadiah eksternal yang mempengaruhi untuk meninggalkan idenya .
Segala ide maupun hasil dari
sebuah ide tentunya mempunyai manfaat. Kebutuhan melahirkan sebuah manfaat yang
berguna. Manfaat dari mobil listrik buatan Indonesia adalah berkurangnya polusi
serta memajukan teknologi yang terbarukan. Anak-anak Indonesia menjadi
termotivasi untuk menciptakan hal yang baru, berinovasi, serta mengupayakan lingkungan
agar tetap bersih. Jika kita mengkalkulasikan harga mobil listrik dengan mobil
berbahan bakar bensin tentunya mobil listrik yang unggul. Jika 1 liter bensin
bisa menempuh jarak 20 km, maka dalam 20 liter hanya mampu jalan sekitar 400 km
saja. Bayangkan 1 liter bensin harganya 5.000 rupiah, uang yang harus kita
keluarkan adalah 100.000. Jika kita menggunakan mobil listrik, kita hanya perlu
mengeluarkan biaya yang dibebankan ke listrik tersebut.
Industri otomotif di indonesia
telah jauh-jauh hari mempertimbangkan adanya mobil listrik. Mobil listrik
menjadi kendaraan alternatif sekaligus investasi yang sangat menjanjikan.
Persaingan mobil yang berbahan bakar bensin menuntut kreasi yang baru dan
original dari pendahulunya. Maka, target pemerintah dari BBM bersubsidi menjadi
BBM non subsidi menimbulkan pro dan kontra. Hadirnya mobil yang ramah
lingkungan dan efisien menarik masyarakat Indonesia untuk memiliki mobil
listrik. Di Indonesia sendiri belum ada industri besar yang membuat mobil
listrik. Hanya para Mahasiswa serta orang tertentu yang mempunyai kreatifitas
tinggi mampu membuat mobil listrik yang diproduksi berskala kecil. Kedepannya pemerintah
Indonesia ingin mengekspor mobil listrik pada jumlah bersekala besar.
BAB IV
Kesimpulan
Adanya kreatifitas, inovasi, dan
motivasi dalam bidang teknologi sangat mempengaruhi trend yang ada di
Indonesia. Manfaat dari mobil listrik buatan Indonesia adalah meminimalisir
polusi udara serta menyediakan lapangan pekerjaan. Persaingan di Indonesia di
industri otomotif sangat tinggi. Mengingat peminat mobil listrik sudah banyak,
namun produksi yang kurang menjadikan investor tidak ingin menanamkan modalnya
pada industri mobil listrik.
Saran
Saran
Untuk Pemerintah sangat penting
dalam membangun masyarakat yang kreatif. Maka, harus disediakannya ruang untuk
para kreator dan inovator untuk menuangkan idenya demi kemajuan bangsa
Indonesia.
Untuk Mahasiswa disarankan untuk
menggali kreatifitas yang mengandung manfaat bagi orang banyak. Jangan mudah
menyerah untuk suatu hal yang akan menjadi kenyataan. Dalam perspektif yang
berbeda tidak ada kata untuk mengalah demi sesuatu yang bersifat kebaikan