Matematika
dan Ilmu Alamiah Dasar “Perkembangan alam pikiran manusia dan Metode Ilmiah”
Pendahuluan
1.1.
Pengertian ilmu alamiah dasar
Matematika dari bahasa Yunani μαθηματικά – mathēmatiká adalah Studi
besaran, Ruang, angka dan perubahan. Dibawah ini adalah definisi matematika menurut Para
Ahli
1. A. Dadi Permana
Matematika adalah ilmu dasar yang dapat digunakan
sebagai alat bantu memecahkan masalah dalam berbagai bidang ilmu, seperti:
ekonomi, akuntansi, astronomi, geografi, dan antropologi
2. Ani Ismayani
Matematika adalah segala hal yang berkaitan dengan
pola dan aturan dan bagaimana aturan itu dipakai untuk menyelesaikan berbagai
macam permasalahan.
3. James dan James (1976)
Dalam kamus matematikanya mengatakan bahwa matematika
adalah ilmu tentang logika mengenai bentuk, susunan, besaran, dan konsep –
konsep yang berhubungan satu dengan yang lainnya dengan jumlah yang banyak yang
terbagi ke dalam tiga bidang, yaitu aljabar, analisis dan geometri.
Yang dimaksud ilmu alamiah dasar
adalah pengetahuan yang mempelajari gejala yang berada dalam alam semesta. Ilmu
alamiah dasar juga bersifat relatif dan dapat berubah sepanjang kemajuan
peradaban manusia.
1.2. Perkembangan Alam Pikiran Manusia
Pada hakikatnya manusia adalah makhluk yang diciptakan
Tuhan secara sempurna. Kesempuraan itulah yang menjadikan manusia bisa berfikir
dan bertindak sesuai dengan kehendaknya. Namun, dilain sisi apakah manusia
adalah makhluk yang paling kuat di dunia? Manusia adalah makhluk yang unik,
karena jika kita bandingkan dengan ular, harimau, dll, manusia sama sekali
tidak mempunyai senjata khusus di tubuhnya. Manusia makhluk lemah tetapi
mempunyai kelebihan yang menjadi kekuatannya, yaitu pikiran/akal budi dan
kemauan yang kuat. Sementara hewan atau tumbuhan tidak mempunyai apa yang
dimiliki manusia. Akal pikiran dan kemauan kadang tidak sejalan. Terkadang akal
pikiran bisa mengendalikan kemauan, tapi terkadang akal pikiran mengikuti kemauan.
Jika ada pengaruh dari lingkungan, gunakan akal pikiran untuk mempertimbangkan
baik buruknya, sehingga kemauan negatif dapat dikendalikan.
Rasa keingin tahuan manusia adalah salah satu
keunikan. Manusia adalah satu-satunya makhluk hidup yang mengembangkan
pengetahuan karena akal budi dan kemauan yang dimilikinya. Cogito ergo sum, kita
berfikir maka kita ada, itulah yang dikatakan Rene Descartes. Manusia pada
tahap eksistensi menuangkan segala pikirannya melalui kehendak dan
merealisasikannya lewat jasmani. Contoh, jika saja Thomas Alva Edison hanya
memikirkan rancangan bola lampu tanpa merealisasikannya maka lampu tidak akan
ada di dunia dan hanya sebatas pemikiran saja. Kelebihan manusia yang lainnya
adalah rasa keingintahuan. Pada hewan pengetahuan hanya sebatas insting.
1.3. Mitos Penalaran dan Cara Memperoleh Pengetahuan
Mitos adalah sebuah
imajinasi dari manusia yang berusaha untuk menerangkan gejala alam yang ada
pada saat itu yang dikaitkan dengan kepercayaan akan adanya kekuatan ghaib.
Namun, disebabkan oleh keterbatasan manusia dalam menjelaskan hal tersebut sehingga
cenderung diidentikkan dengan seorang dewa/dewi, tokoh misteri serta sesuatu
yang berbau mistis. Sehingga pengetahuan yang diperoleh bersifat subyektif.
Mitos itu timbul disebabkan antara lain karena
keterbatasan alat indera manusia misalnya:
1. Alat
Penglihatan
Banyak benda-benda yang bergerak begitu cepat sehingga
tak tampak jelas oleh mata. Mata tidak dapat membedakan benda-benda. Demikian
juga jika benda yang dilihat terlalu jauh, maka tak mampu melihatnya.
2. Alat
Pendengaran
Pendengaran manusia terbatas pada getaran yang
mempunyai frekuensi dari 30 sampai 30.000 perdetik. Getaran di bawah 30 atau di
atas 30.000 perdetik tak terdengar.
3. Alat
Pencium dan Pengecap
Bau dan rasa tidak dapat memastikan benda yang dicecap
maupun diciumnya . manusia hanya bisa membedakan 4 jenis masa yaitu rasa
manis,masam ,asin dan pahit. Bau seperti parfum dan bau-bauan yang lain dapat
dikenal oleh hidung kita bila konsentrasi di udara lebih dari sepersepuluh juta
bagian. Melalui bau, manusia dapat membedakan satu benda dengan benda yang lain
namun tidak semua orang bisa melakukannya.
4. Alat
Perasa
Alat perasa pada kulit manusia dapat membedakan panas
atau dingin namun sangat relative sehingga tidak bisa dipakai sebagai alat
observasi yang tepat.
Alat-alat indera tersebut di atas sangat berbeda-beda,
di antara manusia: ada yang sangat tajam penglihatannya, ada yang tidak.
Demikian juga ada yang tajam penciumannya ada yang lemah. Akibat dari
keterbatasan alat indera kita maka mungkin timbul salah informasi, salah tafsir
dan salah pemikiran. Untuk meningkatkan kecepatan dan ketepatan alat indera
tersebut dapat juga orang dilatih untuk itu, namun tetap sangat terbatas.
Usaha-usaha lain adalah penciptaan alat. Meskipun alat yang diciptakan ini
masih mengalami kesalahan. Pengulangan pengamatan dengan berbagai cara
dapat mengurangi kesalahan pengamatan tersebut. Jadi, mitos itu dapat diterima
oleh masyarakat pada masa itu karena:
a. Keterbatasan
pengetahuan yang disebabkan karena keterbatasan penginderaan baik langsung
maupun dengan alat.
b. Keterbatasan
penalaran manusia pada masa itu.
c. Hasrat
ingin tahunya terpenuhi
Cara memperoleh pengetahuan
Menurut Charles Price ada 4 macam cara untuk
memperoleh pengetahuan yaitu:
1. Percaya
Seseorang akan mendapat pengatahuan karena ia percaya pada hal tersebut adalah benar.
Seseorang akan mendapat pengatahuan karena ia percaya pada hal tersebut adalah benar.
2. Wibawa
Sesuatu akan dianggap benar,apa bila seseorang yg berwibawa menyatakan benar
Sesuatu akan dianggap benar,apa bila seseorang yg berwibawa menyatakan benar
3. Apriori
Merupakan suatu keyakinan/pendirian/anggapan sebelum mengetahuai (melihat,mendengar,menyelidiki) keadaan tertentu.
Merupakan suatu keyakinan/pendirian/anggapan sebelum mengetahuai (melihat,mendengar,menyelidiki) keadaan tertentu.
4. Metode
Ilmiah
Seseuatu dianggap ilmiah apa bila memiliki patokan yg merupakan rambu-rambu untuk menentukan benar atau salah.
Seseuatu dianggap ilmiah apa bila memiliki patokan yg merupakan rambu-rambu untuk menentukan benar atau salah.
2. Metode Ilmiah
Syarat dari sebuah ilmu pengetahuan adalah pengetahuan
tersebut haruslah ilmiah. Dalam hal ini aspek yang mencirikannya yaitu objektivitas,
konsisten, dan sistematik
2.1 Langkah-langkah Operasional
Langkah langkah operasional metode
ilmiah
Perumusan masalah : yang dimaksud dengan masalah disini adalah merupakan pertanyaan apa,mengapa,ataupun bagaimana tentang objek yang diteliti;
Penyusunan hipotesis:yang dimaksud dengan hipotesis adalah suatu pernyataan yang menunjukkan kemungkinan-kemungkinan jawaban untuk memecahkan masalah yang di tetapkan. Dengan kata lain hipotesis merupakan dugaan yang tentu saja di dukung oleh pengetahuan yang ada. Hipotesis juga dapat di pandang sebagai jawaban sementara dari permasalahan yang harus di uji kebenarannya dalam suatu observasi atau ekperimentasi.
Pengujian hipotesis: yaitu berbagai usaha pengumpulan fakta-fakta yang relevan dengan hipotesis yang telah di ajukan untuk dapat memperlihatkan apakah terdapat fakta-fakta yang mendukung hipotesis tersebut atau tidak. fakta-fakta ini dapat di peroleh melalui pengamatan langsung dengan mata atau teleskop atau dapat juga melalui uji coba atau ekperimentasi. kemudian fakta-fakta itu dikumpulkan melalui pengindraan.
Penarikan kesimpulan : Penarikan kesimpilan ini didasarkan atas penilaian melalui analisis dari fakta-fakta. Untuk melihat untuk apakah hipotesis yang di ajukan itu di terima atau tidak. Hipotesis itu dapat diterima apa bila fakta-fakta yang terkumpul itu mendukung pernyataan hipotesis. Bila fakta-fakta tidak mendukung maka hipotesis itu di tolak. Hipotesis yang diterima merupakan suatu pengetahuan yang kebenarannya telah diuji secara ilmiah dan merupkan bagian dari ilmu pengetahuan
Perumusan masalah : yang dimaksud dengan masalah disini adalah merupakan pertanyaan apa,mengapa,ataupun bagaimana tentang objek yang diteliti;
Penyusunan hipotesis:yang dimaksud dengan hipotesis adalah suatu pernyataan yang menunjukkan kemungkinan-kemungkinan jawaban untuk memecahkan masalah yang di tetapkan. Dengan kata lain hipotesis merupakan dugaan yang tentu saja di dukung oleh pengetahuan yang ada. Hipotesis juga dapat di pandang sebagai jawaban sementara dari permasalahan yang harus di uji kebenarannya dalam suatu observasi atau ekperimentasi.
Pengujian hipotesis: yaitu berbagai usaha pengumpulan fakta-fakta yang relevan dengan hipotesis yang telah di ajukan untuk dapat memperlihatkan apakah terdapat fakta-fakta yang mendukung hipotesis tersebut atau tidak. fakta-fakta ini dapat di peroleh melalui pengamatan langsung dengan mata atau teleskop atau dapat juga melalui uji coba atau ekperimentasi. kemudian fakta-fakta itu dikumpulkan melalui pengindraan.
Penarikan kesimpulan : Penarikan kesimpilan ini didasarkan atas penilaian melalui analisis dari fakta-fakta. Untuk melihat untuk apakah hipotesis yang di ajukan itu di terima atau tidak. Hipotesis itu dapat diterima apa bila fakta-fakta yang terkumpul itu mendukung pernyataan hipotesis. Bila fakta-fakta tidak mendukung maka hipotesis itu di tolak. Hipotesis yang diterima merupakan suatu pengetahuan yang kebenarannya telah diuji secara ilmiah dan merupkan bagian dari ilmu pengetahuan
2.2. Keunggulan dan Keterbatasan
A.Keterbatasan
Dengan metode ilmiah dapat
dihasilkan ilmu atau pengetahuanyang ilmiah. Dalam pengujian hipotesis,
diperlukan data. Data iniberasal dari pengamatan yang dilakukan oleh
pancaindera. Kitamengetahui bahwa panca indera mempunyai keterbatasan
untukmenangkap sesuatu fakta. Dengan demikian maka data yang
terkumpul juga tidak sesuai dengan yang sebenarnya. Kesimpulan yang diambilberdasarkan
data tidak benar, tentu saja juga tidak akan benar. Jadi,peluang terjadinya
kekeliruan suatu kesimpulan yang diambilberdasarskan metode ilmiah tetap ada.
Oleh karena itu semuakesimpulan ilmiah, atau kebenaran ilmu bersifat tentatif,
artinya kesimpulan itu dianggap benar selama belum ada
kebenaran ilmu yangdapat menolak kesimpulan itu. Sedangkan kesimpulan ilmiah
yangdapat menolak kesimpulan ilmiah yang terdahulu, menjadi kebenaranilmu yang
baru.Keterbatasan lain yaitu tidak dapat menjangkau untuk membuatkesimpulan
yang bersangkutan dengan baik dan buruk atau sistim nilai,tentang seni dan
keindahan, dan juga tidak dapat menjangkau untukmenguji adanya Tuhan.
B.Keunggulan
Ciri ilmiah yaitu obyektif,
metodik, sistimatik dan berlaku umum olehkarena itu orang akan terbimbing
sedemikian hingga padanyaterkembangkan suatu sikap ilmiah.Sikap ilmiah yaitu :
1). Mencintai kebenaran yang
obyektif, dan bersikap adil
2). Menyadari bahwa kebenaran
ilmu tidak absolut
3). Tidak percaya pada takhyul,
astrologi maupun untung-untungan.
4). Ingin tahu lebih banyak
5). Tidak berpikir secara
prasangka
6). Tidak percaya begitu saja
pada suatu kesimpulan tanpa adanyabukti-bukti yang nyata.
7). Optimis, teliti dan berani
menyatakan kesimpulan yang menurutkeyakinan ilmiahnya adalah benar.